PROFIL
ORANG SUKSES KARENA JADI WIRAUSAHA
1. BOB
SADINO
Bob Sadino
(Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha
asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah
pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.
Pekerjaan
pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil
Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu
ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena
tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu.
Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan
hidup yang dialaminya. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari
pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut
perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia
selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis pasar
swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura,
mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia.
Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob
percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir
balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen,
berani mencari dan menangkap peluang.
Keberhasilan
Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke
lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses
keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian
praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Karir dari Bob Sadino sendiri adalah:
ª
Karyawan
Unilever (1954-1955).
ª
Karyawan
Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967).
ª
Pemilik
Tunggal Kem Chicks (Supermarket) (1969-sekarang).
ª
Dirut
PT Boga Catur Rata.
ª
PT
Kem Foods (Pabrik Sosis dan Ham).
ª
PT
Kem Farms (Kebun Sayur).
2. DAHLAN
ISKAN
Dahlan Iskan
(lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61 tahun), adalah CEO
surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga
adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011,
berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat
sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.
Karier Dahlan
Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda,
Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah
Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga
sekarang.
Pada tahun
1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di
Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan
stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam
dan Riau TV di Pekanbaru.
Beberapa
kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas
saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat
kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat juga
merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN.
Dahlan Iskan
dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya
tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal
17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan
kemerdekaan Republik Indonesia. Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti
Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam
melakukan operasi cangkok hati di Cina. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos,
Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik
swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power
di Surabaya.
3. GIGIN
MARDIANSYAH
Kehadiran
seorang wirausaha muda bernama Gigin Mardiansyah bisa disebut tergolong unik
pada tataran usaha di Indonesia. Ketika masih berstatus mahasiswa di Institut
Pertanian Bogor, alur pendidikannya jelas tidak terlepas dari manajerial
pertanian, peternakan dan perkebunan. Namun siapa menyangka jika saat ini
disiplin ilmu tersebut ditanggalkannya untuk berkonsentrasi menjalankan bisnis
industri boneka di bawah bendera usaha Rumah Boneka Horta. Horta adalah
singkatan dari Holtikultura, sesuai program studi holrikultura yang diambil
Gigin.
Aktivitas
Gigin menjadi intensif di kewirausahaan diawali ketika dia bersama enam
mahasiswa IPB lainnya sebagai kerabat dekatnya, mengikuti kontestan lomba
kewirausahaan. Dan Gigin bersama rekannya menemukan ide untuk menciptakan
boneka berdasarkan kreativitas salah satu dosen. Boneka yang diciptakan bukan
sekedar boneka biasa, karena dia dan rekannya mampu menjadikan mainan tersebut
sebagai alat edukasi untuk anak-anak. Karena sasarannya anak-anak, maka yang
diciptakan adalah boneka-boneka hewan.
Gigin lalu
malanjutkan usahanya melalui bendera Rumah Boneka Horta, dan dikembangkan
secara profesional dan komersial. Yang membuat produk Rumah Boneka mamu Horta
terus bertahan, karena bahan dasarnya memang berbeda dibandingkan dengan produk
boneka lainnya. Gigin mengutamakan bahan baku serbuk gergaji yang dimasukkan ke
dalam stoking serta dibentuk sesuai dengan model yang diinginkan.
Kapasitasnya
saat ini bisa mencapai 10.000 hingga 15.000 boneka per bulan, atau sekitar
1.000 setiap hari. Jika permintaan menurun, minimal produksi yang dipertahankan
sekitar 10.000. Apabila order meningkat, jumlahnya bisa mencapai 18.000 boneka
per bulan.
Dari ajang
lomba wajib tersebut tingkat almamater tersebut, Gigin akhirnya menjadikannya
sebagai tumpuan utama, dan saat ini setidaknya dia berhasil merekrut sekitar 30
tenaga kerja profesional sebagai pendukung roda bisnisnya yang kian berkembang.
Tenaga kerja atau perajin yang direkrut merupakan tenaga istimewa, karena
mayoritas adalah kaum ibu-ibu yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan tetap.
Gigin berhasil mengoptimalkan kemampuan mereka menjadi tenaga trampil yang ke
depan berpotensi menjadi wirausaha. Meski kategori usahanya home industry,
namun kemampan produksinya tidak meragukan, karena pasokan lebih dominan ke
distributor ketimbang di pasarkan secara ritel. Kondisi itu akhirnya
menempatkan tenaga kerja menjadi lebih piawai.
Sukses
membangun bisnis boneka, tidak membuat kreativitas Gigin terkubur. Ayah dari
seorang putra yang baru berusia 10 bulan ini, ternyata sangat inovatif untuk
mengejar asanya. Gigin pada 2007, atau selepas dari pendidikan kampus,
membangun usaha lain di bidang lembaga keuangan mikro. Bisnis tersebut adalah
lembaga keuangan mikro (LKM) berbasis koperasi serta didirikan dengan modal
awal Rp2 juta. Secara khusus melayani keperluan pelaku usaha mikro dan kecil di
sekitar kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor. Namun dari bisnis keuangan ini
ternyata dia mampu meraup sukses lain yang sebenarnya tidak pernah dibayangkan
Gigin, sama halnya ketika dia memulai bisnis boneka horta melalui kompetisi
kewirausahaan di internal IPB.
Dengan
keberhasilan dari sektor jasa keuangan mikro, Gigin mampu meningkatkan
pendapatan pundi-pundinya. Sebab, dari produksi Rumah Boneka Horta saja,
omzetnya per bulan secara rata-rata antara Rp80 juta—Rp100 juta. Angka yang
sangat fantastis bagi penghasilan seorang wirausaha muda yang secara inovatif
mengembangkan dua sektor bisnis berbeda sekaligus. Meski demikian, kesuksesan
tidak membuat Gigin menjadi tinggi hati. Penampilan dan tutur bahasanya tetap
seperti seorang terdidik, namun dibalik dari kesederhanaan itu tersimpan
potensi besar untuk menjadikan kelompok usahanya terus bergeliat. Apalagi
usianya masih tergolong sangat muda, sehingga potensi menjadi pelaku usaha
mapan terbayang jelas.
PROFIL
ORANG SUKSES KARENA BEKERJA
1. SUNNY
KAMENGMAU
Sunny
Kamengmau adalah pria asal Nusa Tenggara Timur yang sukses menciptakan dan
memasarkan tas merek Robita. Tas ini sangat populer di Jepang, bahkan di
kalangan sosialita kelas atas di sana.
Sunny tak
pernah lulus SMA. Bermodal nekat, dia pergi ke Bali untuk menjadi tukang sapu
di sebuah hotel. Karena kinerjanya bagus, dia lalu diangkat menjadi satpam.
Selama bekerja di hotel itu, dia tekun belajar bahasa Inggris dan Jepang.
Bahkan gaji pertamanya dia sisihkan sebagian untuk membeli kamus bahasa asing
itu. Pekerjaannya di hotel itu kemudian mempertemukannya dengan pengusaha asal
Jepang yang memintanya memasok tas kulit ke Negeri Matahari Terbit itu. Namun
usahanya tidak ujug-ujug sukses. Bahkan dia sempat nyaris kehilangan semua
penjahit tas karena usahanya tak maju-maju.
Membuat sebuah
produk yang berkualitas ternyata tidak semudah yang ia bayangkan . Apalagi
dengan pengalaman yang sama sekali tidak ia punyai, bahkan saat itu ia
membutuhkan waktu enam bulan hanya untuk membuat sebuah sampel tas. Namun
demikian juga tidak lantas langsung diterima , bahkan saat itu penjahit Sunny
sampai hampir putus asa dan akan keluar . Meskipun berulangkali gagal , dengan
tekad yang bulat membuat Sunny tak mau mundur barang sejengkal. Dengan tekad
dan keyakinan yang luar biasa, lambat laun akhirnya tas yang ia buat bisa
diterima oleh orang Jepang tersebut. Pesanan pun mulai datang, meski pada
awalnya masih sangat minim. Pada tahun 2003 Sunny mampu memproduksi 100- 200
tas perbulan yang ia kirim ke Jepang . Pelan tapi pasti, dia memperkokoh
usahanya hingga mampu merekrut 100 karyawan. Tasnya amat digemari kalangan
jetset di Jepang. Tak hanya di Jepang, Sunny pun menargetkan menguasai pasar
tas berkualitas di Indonesia.
Pada tahun
2006 tas Robita yang digawangi Sunny, mampu menyuplai kebutuhan pasar di Jepang
sampai 5000 tas perbulannya. Tas merek Robita sendiri bukanlah tas murahan di
Jepang, tas ini termasuk yang digemari bagi kalanagan sosialita . Harga yang
ditawarkan kisaran Rp 2 juta sampai Rp 4 juta . Jika dihitung secara kasar ,
dengan harga minimal per biji adalah Rp 2 juta , maka tas Robita mampu meraup
Rp 10 miliar tiap bulannya .
2. JOHN
PETER
Siapa John
Peter (40 tahun) adalah pria asli kelahiran Tanah Karo, Sumatera Utara,
merupakan anak kelima dari delapan saudara. Ia hidup dikeluarga sederhana,
kedua orang tuanya hanyalah petani kecil. Kehidupan mereka serba kekurangan
tetapi orang tuanya selalu mengutamakan pendidikan anak- anaknya. Disisi lain,
John kecil bukanlah seorang anak penurut, dia sering kali kedapatan mencuri
atau berjudi. Orang tuanya tak tahan akan kelakuannya; memutuskan mengusir John
kecil. Pada saat itu ia baru saja naik ke kelas 2 SMP, dia terpaksa keluar dari
rumah berbekal seadanya. Dia hidup di tengah kota Cirebon, saat itu ia masih
berumur 18 tahun. John selalu membawa sebuah koper kamanapun langkahnya
berjalan.
Pada tahun
1987, ia mengambil cuti kuliah dan memutuskan mengumpulkan sampah dari pemulung
binaanya. Kala itu pikirnya bahwa dibandingkan harga gabah saat itu dikisaran
Rp.600 per- kg, sedangkan harga sampah di tingkat pengepul bisa mencapai
Rp.1000 per- kg. Saat itu dirinya memutuskan mendalami bisnis tersebut tanpa
harus keluar dari kuliahnya. Menurutnya, pengusahan harus visioner, punya
penglihatan jauh kedepan, tentang bisnisnya ditambah keyakinan akan kemampuan
sendiri.
Para pemulung
binaanya ternyata malah berbuat curang terus- menerus. Mereka akan mengambil
sampah yang telah ditimbang, kemudian dimasukan di esok harinya, sehingga
mereka tak perlu besusah payah mencapai target. Dari sinilah, John harus
menderita kerugian sampai 2,2 juta. Dengan sisa modal, ia pindah ke Cikutra,
Bandung. Ia memutuskan tinggal bersama pemulung dibinanya. Tujuannya tak lain
hanyalah agar bisa mengetahui pola pikir mereka. John hidup dan makan bersama
mereka tidak hanya sekedar mencari untung saja. Sejak saat itu pula mereka
mulai tidak mencuri lagi. Mereka mulai merasakan dirinya sebagai bagian dari
hidup mereka. Tahun pertama, bisnisnya masih menguntungkan. Dia mengaku
mendapatkan omzet sekitar 18 juta perbulan. Ia mulai berpikir ke dapan, memilih
tidak lagi menjual ke bandar lain. Dua tahun kemudian, ia membeli sebuah alat
penggiling sampah plastik menjadi biji plastik. Harga jual biji plastik
ternyata lebih mahal.
Harga biji
plastiknya bisa dijual Rp.8.500 per- kg, dimana ketika masih berbentuk sampah
Rp.400 per- kg. Dia melanjutkan omzetnya tumbuh menjadi Rp.800 juta hingga
Rp.1,2 miliar per- bulan, dengan keuntungan bersih 10 persen. John juga mulai
aktif berekspansi, tidak hanya sibuk berbisnis sampah. Dia juga berbisnis
membuka apotik, pabrik pupuk organik, bahkan menjadi kontraktor perumahan juga.
Dia jadi kontraktor perumanan Santosa di Cipamokolan, Bandung, didekat pabrik
pengolahan sampahnya.
Kesuksesan
membawanya menjadi pembicaraan berbagai surat kabar. Dia bahkan mendapatkan
sebuah tawaran modal dari Mandiri Business Banking. Sejak saat itu John resmi
menjadi nasabah bank tersebut. Dia menggunakan nama Pake Group, sebuah grup
berbagai bisnis baik pengolahan sampah atau bisnis lain. Ia berhasil membuat
biji plastiknya menjadi primadona. Pembeli membeli biji plastik miliknya untuk
berbagai hal seperti pembuatan plastik, tali rafia, alat- alat rumah tangga,
dan produk lainnya. Ayah dari Yediza dan Ishak ini merasakan betul rasanya
mencari sampah di jalanan. Dia hanya terus berprinsip harus jadi orang kaya,
dan bekerja keraslah tujuannya.
"Saya
berpikiran, jika jadi pekerja, meskipun lulusan dari kampus ternama, tidak akan
menjadi jaminan akan menjadi orang kaya. Di pikiran saya hanyalah begaimana
cara menjadi orang kaya," imbuhnya. Bukti ucapan ini adalah ilmunya
menganai sampah plastik. Dia belajar membedakan sampah plastik yang
dikumpulkan. Pabriknya mengolah empat jenis plastik yaitu jenis Polypropelene
(PP), polystrealene (PS), polivinylchlorida (PVC), dan polyethylene (PE). Dia
belajar membedakan jenis plastik per- satu yang membutuhkan waktu cukup lama.
Secara fisik PPC dan PS akan tenggelam dalam air, PS dan PP terapung dalam air.
PE terasa lembut dan lentur. Bisnisnya tidak pernah merugi loh, tetapi sering
menemui kegagalan. Dia mencontohkan bisnisnya di Singapura yaitu bisnis bawang
dan mobil, dimana menjadi pelajaran besar baginya lagi.
3. ANDRIE
WONGSO
Andrie Wongso
adalah salah seorang motivator sukses dari Indonesia. Sudah lebih dari 20 tahun
ia menggeluti bidangnya sebagai motivator untuk berbagai cerita dan motifasi
yang membangkitkan semangat. Perjalanan hidupnya dimulai saat ia terlahir di
Kota Malang pada tahun 1954 tanggal 6 Desember. Andrie Wongso terlahir dari
sebuah keluarga miskin yang hidup serba kekurangan. Andrie adalah anak ke dua
dari tiga bersaudara. Kakak dan adiknya seorang laki-laki juga. Bapaknya
bekerja sebagai seorang nahkoda dengan penghasilan yang serba kekurangan.
Keluarga Andrie Wongso tinggal di sebidang tanah kontrakan. Ibunya berprofesi
sebagai penjual kue.
Andrie Wongso
sempat mengenyam pendidikan tingkat SD hanya hingga kelas 6 (umur 11 tahun),
itupun tidak sampai lulus. Sekolah Mandarin tempat Andrie ditutup karena saat
itu bergejolak gerakan pemberontakan Gestapu PKI dan orangtuanya tidak mampu
membiayai pemindahan sekolah Andrie. Dengan umurnya yang masih kecil, Andrie
terpaksa menjalani hidupnya untuk membanting tulang membantu menghidupi
keluarganya. Andrie tidak merasakan kehidupan seperti anak-anak sebayanya saat
itu. Kehidupan masa kecilnya penuh perjuangan dengan semangat hidup yang
tinggi. Akhirnya masa kecil hingga remajanya dihabiskan untuk membantu
orangtuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan membuat kue dan
berkeliling untuk menjajakannya ke beberapa toko dan pasar. Dengan kondisi yang
dialaminya, ia mulai berfikir untuk mengubah nasib hidup. Ia tidak ingin kalau
harus terus hidup serba kekurangan.Sejak itu Andrie memutuskan sesuatu.
Pada umurnya
yang telah menginjak 22 tahun ia ingin mengadu nasib ke Ibukota Jakarta. Andrie
telah siap dengan pilihan hidupnya ini, ia tidak takut apapun konsekuensi yang
akan dihadapinya kelak saat sudah berada di Jakarta. Dengan tekad yang bulat
serta semangat dan kejujuran hatinya, ia melangkah untuk berjuang menuju
kesuksesan. Awal kariernya di Ibukota Jakarta ia melamar sebagai pemain film,
dan hasilnya gagal.
Bekerja
sebagai salesman bahan-bahan listrik dan kabel di Pasar Kenari Jakarta adalah
pilihan keduanya pada awal Januari 1979. Pekerjaan yang dilakukannya saat itu
lumayan banyak dari mulai pengepakan atau pembungkusan hingga barang di antar
ke tempat pesanan hingga menjadi kuli barang untuk pelanggannya. Dari
pekerjaannya tersebut Andrie diberi upah sebesar Rp 3000/bulannya.
Setelah satu
tahun berlalu, tekatnya kuat dan bulat untuk melamar pekerjaan sebagai pemain
film untuk kedua kalinya. Dengan hobi bermain kungfu dari semasa beliau kecil
dan kemampuannya untuk dapat membuka diri di semua golongan mengantarnya untuk
dapat membuat sebuah perguruan kungfu Hap Kun Do.
Untuk pertama
kalinya Andrie ke luar negeri. Setelah 3 tahun berlalu dan sudah merasakan suka
dukanya bermain film di Taiwan, Andrie mulai tahu, dunia film bukanlah
dunianya. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia, negeri
tercintanya. Sepulang dari Taiwan Andrie memutuskan untuk tidak melanjutkan
kontraknya di dunia perfilman. Banyak orang yang mencibirnya dengan
menganggapnya tidak berhasil di bidang film karena tidak ada satu film yang
dibintanginya berhasil menjadikannya peran utama. Bagi Andrie sendiri, dirinya
telah sukses karena mental dalam memperjuangkan impiannya yang telah menjadi
kenyataan. Berani mengambil keputusan besar yang dapat merubah kehidupannya
menjadi sangat berbeda.
Banyak sudah
peristiwa yang sudah beliau lalui. Dengan berjalannya cerita kehidupan, beliau
menandainya dalam beberapa kata-kata mutiara dalam buku hariannya. Pada saat
melihat sebuah kata-kata mutiara indah buatan Andrie, seorang teman kosnya
mencontek kata-kata tersebut. Mulai saat itulah timbul untuk membuat kartu
ucapan. Kata-kata yang terdapat pada kartu ucapan ini selain berfungsi sebagai
motivasi hidup Andrie juga sebagai motivasi hidup orang lain. Dengan bantuan
kekasihnya, Haryanti Lenny, yang sekarang telah menjadi istrinya, ia memulai
bisnis membuat kartunya dengan merk HARVEST yang kemudian menjadikan nama
Andrie Wongso menjadi Raja Kartu Ucapan. Setelah itu diversifikasi ke beberapa
perusahaan pun dilakukan dengan menuju ke bidang holografi, begitu juga
perusahaan mainan. Selain itu ia juga mendirikan beberapa foodcourt dan berkecimpung
dalam bidang pendidikan. Andrie saat itu juga mendirikan AW motivation training
dan AW Publishing, serta dapat membuka beberapa outlet AW Success Shop atau
dapat disebut juga toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk
motivasi.
Sejak tahun
tahun 1989, beliau telah menjadi motivator dalam/intern pada PT. Harvindo
Perkasa (Harvest Fans Club) di beberapa kota. Kemudian dari situlah ia sering
melakukan pelatihan motivasi, tidak hanya untuk Harvindo tetapi juga untuk
berbagai perusahaan dan instansi. Kini, ia dijuluki sebagai Motivator No. 1 di
Indonesia dengan gelarnya Andrie Wongso, SDTT, TBS. Yang artinya Sekolah Dasar
Tidak Tamat, Tetapi Bisa Sukses.
PERBANDINGAN KARAKTER ANTARA KEDUA TIPIKAL ORANG
TERSEBUT
1. ORANG
SUKSES KARENA JADI WIRAUSAHA
Wirausaha adalah
seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber
daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai
lebih tinggi. Berikut adalah karakter-karakter yang dimiliki oleh seorang
wirausaha :
·
Sifat
Instrumental
Dia dalam berbagai situasi selalu
memanfaatkan segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya demi tercapainya
tujuan pribadi dalam berusaha.
·
Sifat
Prestatif
Dia dalam berbagai situasi selalu
tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang tercapai
sebelumnya.
·
Sifat
Keluwesan Bergaul
Dia selalu berusaha untuk cepat
menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar manusia. Dia aktif
bergaul, membina kenalan-kenalannya dan mencari kenalan baru, serta berusaha untuk
dapat terlibat denan mereka yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari.
·
Sifat
Kerja Keras
Dia selalu terlibat dalam situasi
kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Dia mengutamakan kerja
dan mengisi waktu yang ada dengan perbuatan nyata untuk mencapai tujuan.
·
Sifat
Keyakinan Diri
Dia selalu percaya pada kemampuan
diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, bahkan berkecenderungan untuk melibatkan
diri secara langsung dalam berbagai situasi dengan optimisme untuk berhasil.
·
Sifat
Pengambilan Resiko
Dia selalu memperhitungkan
keberhasilan dan kegagalan dalam setiap kegiatannya khususnya untuk mencapai
keinginannya. Dia akan melangkah bila kemungkinan untuk gagal tidak terlalu
besar.
·
Sifat
Inovatif
Dia selalu mendekati berbagai masalah
dengan berusaha menggunakan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Dia terbuka
terhadap gagasan, pandangan, dan penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kinerjanya.
·
Sifat
Kemandirian
Dia selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung
jawab pribadi. Keberhasilan dan kegagalan merupakan konsekuensi pribadi
wirausaha. Dia mementingkan otonomi dalam bertindak, pengambilan keputusan dan
pemilihan berbagai kegiatan dalam mencapat tujuan. Dia lebih senang bekerja
sendiri, menentukan dan memilih cara kerja yang sesuai dengan dirinya.
2. ORANG
SUKSES KARENA BEKERJA
Orang sukses
karena bekerja adalah mereka yang memulai segala sesuatunya benar-benar dari
nol dan tanpa putus asa, yang sering mengalami pahitnya bekerja serabutan dan
akhirnya mereka berusaha untuk menciptakan usaha dari pengalaman yang mereka
miliki hingga akhirnya sukses. Berikut adalah karakter-karakter yang mereka
miliki :
·
Pantang
menyerah
Pekerja keras itu memiliki sifat yang
pantang menyerah. Tidak diterima kerja di perusahaan satu, dia bakal melamar ke
ratusan perusahaan lainnya. Dia tidak akan menyerah sampai dia benar-benar
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
·
Selalu
bersungguh-sungguh
Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan
kesempatan. Semuanya dia kerjakan dengan sungguh-sungguh demi mendapat hasil
yang maksimal. Tidak peduli ada bos yang mengawasi atau tidak, dia tetap akan
bekerja dengan sungguh-sungguh.
·
Memanfaatkan
waktu
Dia mampu memanfaatkan waktu dengan
sebaik mungkin. Sekali dia memiliki waktu luang, dia akan memanfaatkannya untuk
menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Dia tidak akan membuang-buang waktu
hanya untuk bermalas-malasan.
·
Ulet,
tekun, rajin, dan disiplin
Orang yang masuk sebagai pekerja keras
itu memiliki sifat yang ulet, tekun, rajin, dan disiplin. Karena dengan keempat
sifat tersebutlah orang pekerja keras itu terlihat berbeda dibanding pekerja
lainnya.
·
Tidak
mengeluh
Orang pekerja keras tidak akan mengeluhkan pekerjaannya.
Dia tetap bersyukur dengan apa yang sudah didapat. Jika memang merasa kurang,
dia lebih memilih mencari pekerjaan tambahan untuk menutupi kekurangan
tersebut. Mengeluh tidak ada gunanya.
DESKRIPSI KARAKTER YANG DIMILIKI OLEH
ORANG-ORANG TERSEBUT YANG INGIN SAYA MILIKI
Disini kalau ditanya ingin
memiliki karakter apa saja yang ingin saya miliki dari mereka tentunya semua
karakter yang mereka miliki ingin saya miliki juga. Karena mereka adalah
orang-orang sukses yang sangat luar biasa dalam menciptakan kesuksesan mereka. Karakter
yang ingin saya miliki dari orang-orang sukses tersebut adalah :
1.
Tidak
Mengeluh
Dengan tidak
mengeluh tentunya saya akan selalu tetap berusaha dalam hal apapun, karena
dengan mengeluh apa yang saya inginkan mustahil untuk terjadi.
2.
Memanfaatkan
Waktu
Dengan bisa mengatur
waktu yang saya miliki dengan baik tentunya sudah menjadi positif bagi saya. Dan
sadar untuk tidak bermalas-malasan dalam hal apapun.
3.
Ulet,
Tekun, Rajin, dan Disiplin
Dengan memiliki
karakter ini tentunya saya sudah tau hal-hal apa yang perlu saya lakukan untuk
masa depan. Dan hal-hal apa saja yang perlu saya lakukan.
4.
Pantang
Menyerah
Dengan mempunyai karakter ini tentunya
saya tidak akan menjadi karakter yang ketika gagal tidak mau untuk mencoba
lagi.
5.
Keyakinan
Diri
Dengan mempunyai
karakter ini saya pasti akan selalu percaya pada diri sendiri apabila saya
melakukan sesuatu hal akan beebuah manis pada diri saya apabila itu dilakukan
dengan sebaik-baiknya.
KARAKTER
YANG WIRAUSAHA YANG INGIN SAYA MILIKI
Masih sama kalau karakter
yang ingin saya miliki sebagai wirausaha tentunya ingin juga memiliki semua karakter
seperti orang-orang wirausaha yang sudah sukses-sukses di seluruh Indonesia. Tetapi
disini karakter wirausaha yang ingin saya miliki adalah :
·
Sifat
Keluwesan Bergaul.
·
Sifat
Kerja Keras.
·
Sifat
Keyakinan Diri.
·
Sifat
Pengambilan Resiko.
·
Sifat
Inovatif.
·
Sifat
Kemandirian.
·
Pantang
Menyerah.
·
Sabar
Dalam Hal Apapun.
·
Memanfaatkan
Waktu.
·
Ulet,
Tekun, Rajin, dan Disiplin.
REFRENSI
Prambudi, Didik Nazaruddin. 2013. Wirausahawan Sukses Indonesia, [Online],
(http://www.didiknazaruddinprambudi.blogspot.ca/2013/04/5-wirausahawan-sukses-indonesia.html?m=1,
diakses pada 20 September 2015)
Ade, Septyan. 2013. Pemulung Kaya Berkat Kerja Keras, [Online],
(www.pengusaha.us/2013/12/pemulung-kaya-berkat-kerja-keras.html?m=1,
diakses pada 20 September 2015)
Mamnun, Tasbihul. 2015. Sunny Kamengmau ~ Dari Tukang Kebun Kini
Sukses Produksi Tas Sosialita Jepang, [Online], (https://www.maxmanroe.com/sunny-kamengmau-dari-tukang-kebun-kini-sukses-produksi-tas-sosialita-jepang.html,
diakses pada 20 September 2015)
. 2015. Profil Andrie Wongso, [Online], (http://www.m.merdeka.com/profil/indonesia/a/andrie-wongso/,
diakses pada 20 September 2015)